di Pinggiran Bekasi
Bekasi, dobeldobel.com
Keluar dari pintu tol Cibitung, maka tepat di pintu gerbangnya Anda akan disambut oleh sebuah RM bergaya arsitek saung (rumah berbilik bambu di pesawahan tanah pasundan), ada rumah makan bernama Saung Juragan. Atmosfer yang tradisional dan mungkin sesekali Anda bisa menikmati alunan musik tradisional degung atau musik hidup modern di akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Wajar saja tempat ini jadi pilihan kuliner buat orang-orang di kawasan industri Cibitung serta para pendatang dari luar kota yang masuk ke Bekasi melalui pintu tol Cibitung.
Mau tahu makanan istimewa yang disajikan di Saung Juragan pun lumayan unik, mulai dari Bebek Endogan Bebek Goreng yang diatur seolah sedang bertelur dengan rasa yang RUAR BIASSAH pedas dan lezat. Atau Gurame Gledek dan Gurame Pecak. Jangan lupa minuman istimewanya Es Nyunyun, mungkin agak asing terdengar di telinga Anda. Tapi rasanya pasti sangat akrab di lidah Anda. Karena minuman es dingin serut ini dibuat dari susu dan coklat kemudian ditaburi choco chip dan sebatang choco stick. Manis dan segar pastinya!
Saya rekomendasikan Ikan Gurame yang disajikan dengan dua olahan, Gurame Gledek (Gurame Goreng bumbu sambel gledek) dan Gurame Pecak, yang masing-masing WOW punya rasa pedasnya tersendiri. Gurame Gledeknya yang pedas manis dan berwarna merah mengundang air liur Anda sama heboh dan pedasnya dengan Gurame Pecak, berbumbu sambel cabe hijau yang asem pedas. Kombinasi gurihnya gorengan ikan gurame pas di lidah saya, dan saya pun setuju bila harganya memang sesuai dengan rasanya.
Kalau Bondan Winarno bilang (dan saya yakin itulah yang diucapkannya saat mencicipi masakan di Saung Juragan) mak nyuss, maka saya pun bilang allamaak nyus-nyus buanget! (hehehehe! pasti Anda setuju!). Komentar ini saya tujukan buat makanan istimewa bebek gorengnya yang diatur sedemikian rupa bentuknya seperti bebek yang sedang bertelur, itulah sebabnya disebut Bebek Endogan. Saya mencoba menyuir sedikit daging bebek yang empuk dan saya kunyah dengan gigi lemah saya. Kalau gigi saya yang peka dan lemah ini ngilu, berarti sang bebek bertelur ini masuk kategori alot, dan.................. ternyata empuk sekaligus YUMMMYYYY.
Bau amisnya nyaris tak ada, hanya bau wangi sambel dan kemangi yang pastinya menambah deras mengalirnya liur saya ke rongga mulut saya. Sayang saya butuh pendapat orang kedua dan ketiga. Hehehehehe.... itulah sebabnya saya pesan kepada sang manajer pengelola, Kang Tedy untuk membungkus 3 menu utama Saung Juragan, Bebek Endogan, Gurame Gledek dan Gurame Pecak bersama anak dan istri serta beberapa rekan saya - Setidaknya itu lah yang saya katakan kepada sang pengelola, Kang Tedi yang dipercayakan oleh bos (pemilik nya, Azis.
Yang jelas pengalaman kali ini memang sangat luar biasa. Karena di samping biasanya pihak rumah makan hanya menyajikan satu menu utama andalan mereka, di Saung Juragan saya mendapatkan 3 menu utama sekaligus beserta satu bakul nasinya sekalian. Benar-benar seperti seorang juragan saya diperlakukan oleh para karyawan dan sang manajer resto.
Menurut Tedi, lelaki lajang berusia 20-an tahun ini, selama dia bekerja di Saung Juragan kurang lebih 2 tahunan, memang konsep yang dibuat untuk para tamu adalah menghadirkan suasana makanan rumahan ala Pasundan. Karena sang pemilik kebetulan juga keturunan Arab, maka ada beberapa campuran yang justru menambah kekuatan rasa menu Sunda yang umumnya dominan pedas dan lalapan ini.
Sebagai contoh masakan Bebek Endogan, yaang sebetulnya adalah bebek goreng utuh, namun disajikan dengan ifumi (mie goreng kering) di bagian belakangnya (maaf maksud saya BRUTUnya, kalau orang Jawa bilang, hiks!) dan dihiasi telur rebus bulat yang digoreng hingga renyah dan tubuh seluruh bebek goreng ditutupi sambal hijau yang gurih asam dan NIKMAT buanget tentunya. Saya berani taruhan Anda pasti berdecak-decak kepedasan dan nikmat saat mencicipi daging bebek yang empuk dan khas menu sunda ini. Di antara sensasi bumbu masakan Sunda memang terselip rasa dan aroma Timur Tengah. Entah apa tapi begitu terasa di lidah.
Anda mau tahu berapa luas saung yang dibangun di atas empang ini, tak kurang dari satu hektar tanah, dan kebetulan sekali terletak tepat di pintu gerbang keluar masuknya tol Cibitung. Kapasitas daya tampungnya yang mencapai 500 orang ini memang bisa jadi pilihan untuk acara kantoran, belum lagi lahan parkir kendaraan roda empat yang luas di depan pintu gerbangnya.
Menurut Tedi, lelaki jebolan SMK yang telah bekerja 7 tahun di perhotelan ini pengalamannya 3 tahun di bidang F&B dan 4 tahun di bidang House Keeping membuatnya mengerti bahwa pelayanan kepada pelanggan adalah hal yang utama terutama memanjakan keinginan pelanggan seperti misalnya begitu Anda masuk dan diantarkan ke tempat makan yang bergaya saung di atas empang ini, maka Anda bukan saja bisa menunggu memesan makanan sesuai selera sambil mendengarkan musik, tapi bisa juga sambil memancing tentunya Anda akan dipinjamkan joran dan kail beserta umpannya oleh pengelola.
Bila perlu Anda boleh langsung meminta dimasakkan hasil pancingan Anda. Gimana gak heboh. Pokoknya sensasi serasa di rumah mertua.... heehehe, ini khusus buat Anda yang bukan orang Sunda, tapi kalau Anda keturunan Sunda, ya pastinya serasa di rumah mertua juga yang orang Sunda lah!
Tedi juga menambahkan bahwa gaya etnis Sunda yang begitu kuat sengaja dijadikan konsep karena daerah Cibitung yang kebetulan dekat dengan kawasan industri dan produksi serta perkantoran, dan kami mencoba untuk menawarkan masakan tradisional dan kebetulan pemilik dari Saung Juragan ini kelahiran tanah Pasundan. Dengan harapan bisa mengangkat menu masakan Sunda agar lebih dikenal masyarakat banyak.
Selama 3 tahun terakhir ini, tambah Tedi, respon masyarakat pelanggan lumayan bagus. Bahkan tamu-tamu pengunjung Saung Juragan banyak yang datang dari luar daerah (pen.: luar Cibitung) atau dari Jakarta, jadi akses lokasinya lumayan baik buat kami. "Biasanya mereka yang datang dari Jakarta, mampir dulu ke Cibitung sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandung, mungkin bisa jadi tolak ukur masalah makanan kali yah..." katanya berasumsi.
Saung Juragan yang mempekerjakan 40 karyawan ini mempunyai fasilitas yang juga lumayan lengkap, mulai dari ruang meeting dengan kapasitas 70-100 orang dan tempat resepsi dengan kapasitas sampai 750 orang. Belum lagi lokasinya yang tak jauh dari hotel Perdana Cibitung.
Saung Juragan yang buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga pukul 22.00 ini tidak saja akan memanjakan dan melayani Anda layaknya seorang bos (juragan dalam bahasa daerah Sunda) tapi juga membawa kita melayang ke suasana tanah Pasundan walau sesaat, sesuai dengan konsep yang ditawarkan, "Santai dengan Suasana Desa", jelas Tedi lebih merinci.
Kualitas pelayanan waitress di Saung Juragan yang berusia antara 20 s/d 35 tahun ini memang dibentuk dari awal, itulah sebabnya setiap karyawan diberikan pelatihan selama 2 minggu sebelum mereka mulai bekerja. So, Anda nggak usah kaget, begitu Anda masuk pintu gerbang Saung Juragan Anda akan disambut dengan keramahtamahan parahyangan waiters yang berpakaian tradisional Kampret (pakaian hitam dan ikat kepala khas daerah Sunda).
Saung Juragan menyajikan makanan tradisional Sunda yang super heboh, tentunya karena memiliki koki istimewa, seperti pak Sudarso yang berasal dari Bogor, dan ibu Misi, orang Betawi keturunan Arab. Itulah sebabnya menu masakannya mix antara Sunda dan Arab. Sekalipun para chef atau juru masaknya bukan lulusan pendidikan perhotelan, justru menu sajian yang dibuat mereka berkonsep menu rumahan dengan penyajian menu restoran, imbuh Tedi.
Sebagai contoh menu masakan istimewa andalan Saung Juragan adalah, Gurame Pecak. Masakan Gurame panggang dengan bumbu cabe hijau, jahe, terasi, pala dan rempah-rempah lain yang sebelumnya dibakar dan baru kemudian ditumbuk kasar. Disajikan dengan jeruk nipis serta kecap membuat aroma alami pemancing selera benar-benar berhasil mendapatkan nilai A oleh kelanakuliner.com
Di luar itu ada juga masakan berkuah seperti sup gurame atau sup konro. Tapi menu utama yang biasanya ditawarkan adalah, Nasi Timbel Komplit, yang disajikan bersama ayam bakar atau goreng, daging, rempeyek, sayur asem dan lalapan serta sambal khas Saung Juragan.
Anda mungkin mau mencoba menu masakan lainnya seperti Bebek Ontohod (diberi nama ontohod, mungkin karena saking badungnya ini bebek, makanya diberi nama ontohod.... hahahaha) atau Gurame Geledek (gak heran kalau kita merasakan sambelnya mungkin seperti disamber geledek.... hehehehe main plesetan untuk Sambel Geledek ini).
Atau Anda bisa juga nyobain Bandeng Gendeng, yang dibuat dengan bumbu pepes yang nikmat dimana si bandeng dipreteli tulangnya, jadi nggak usah kuatir keselek tulang. Dan mau tahu apa yang mungkin paling aneh namanya buat telinga kita... Menu Nasi Liwet Castrol Komplit, yang terdiri dari Nasi Liwet, 4 potong Ayam Goreng/Bakar. Pepes Peda, Sambal Lalap dan Teh segar. Yang membuat uniknya adalah, nasinya dimasaka dalam tungku (panci) logam yang dalam bahasa daerah disebut castrol (baca: kastrol).
Sayangnya masih banyak menu istimewa yang belum sempat saya rasakan, tapi seperti yang sudah kelanakuliner.com sampaikan sebelumnya, menu andalan Saung Juragan yakni Bebek Entogan, Gurame Pecak serta Gurame Geledek patut mendapat bintang 4 dalam hal rasa dan bentuk penyajian 3,5 bintang. Anda mau coba?
Sidik Rizal (dilanjutkan pada bagian berikutnya)
SAUNG JURAGAN
Jl. Arteri Pintu Tol Cibitung No. 22, Bekasi
Telp. (021) 88332266, 88372290
Fax. (021) 88321405
e-mail:
saung_juragan@yahoo.co.id
juragan.azis@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar